Cara mengatasi shopaholic ...

Senin, 28 Desember 2009

9 Tips Mengerem Hasrat Si Shopaholic












Anda merasa kecemasan akan suatu hal dan masalah bisa terselesaikan bila sudah berbelanja? Atau, Anda tak pernah menolak tawaran banjir diskon yang sedang diadakan sebuah toko, lalu menyesal karena membeli barang yang sebenarnya tak Anda butuhkan?
Bila ya, berhati-hatilah! Meski bukan penyakit, gampang berbelanja dan mudah “luluh” oleh godaan diskon, juga sikap yang perlu diwaspadai. Sebab, selain barang yang dibeli terkadang jadi percuma karena tak sesuai kebutuhan, pengeluaran pun akan membengkak. Menurut Dra. Clara Kriswanto, MA, CPBC, psikolog dan konsultan keluarga dari Jagadnita Consulting, munculnya sikap ini antara lain karena kepercayaan diri yang kurang. “Biasanya, ini berkaitan dengan masalah perasaan tak dihargai, kepercayaan diri yang kurang, atau merasa dirinya kurang berarti bagi pasangan, anak, atau orang lain. Dia merasa baru akan dihargai dan “dilihat” jika banyak berbelanja,”
Agar dompet tetap “aman” dan pasangan tak melotot melihat banyaknya belanjaan Anda, simak tips berikut ini:
1. Carilah teman belanja yang hemat, bukan yang hobi “mengompori” Anda. Hindari sering berbelanja beramai-ramai. Godaan untuk berbelanja lebih banyak datang pada kondisi ini. Melihat teman-teman mencoba sepatu atau baju akan membuat Anda mudah tergiur. Bila memungkinkan, berbelanjalah sendirian saja.
2. Jangan menjadikan acara ke mal sebagai cara untuk menyegarkan pikiran (refreshing). Jika ini yang terjadi, Anda akan sering mendatangi tempat itu saat pikiran ruwet. Akibatnya, Anda akan memaklumi diri sendiri saat membeli sebuah barang. Berbelanjalah saat Anda memang butuh membeli sesuatu. Faktor rekreasi hanya ditempatkan sebagai kegiatan sampingan, bukan acara utama.
3. Cari cara berekreasi yang lain, misalnya ke museum, perpustakaan, atau sekadar menghabiskan waktu di rumah bersama pasangan, memasak bersama atau sambil menikmati hidangan kue dan minum teh hangat di depan teve.
4. Sebelum berencana membeli baju, buka dulu lemari Anda. Periksa apakah Anda memang benar-benar tak memiliki baju yang ingin dibeli. Kreatiflah memadu-padankan busana, sehingga tak perlu sering beli baju. Kebanyakan perempuan merasa perlu membelinya karena merasa tak punya baju untuk menghadiri acara tertentu. Sebetulnya dia punya, tapi malu bila memakai baju yang sama lebih dari dua kali.
5. Buat dan bawa catatan yang berisi barang-barang yang akan dibeli. Berdisiplinlah dengan hanya membeli barang yang tertera dalam daftar, agar acara berbelanja jadi terfokus. Beli barang sesuai kemampuan dan kebutuhan. Membeli sesuatu yang harganya mahal, bermerek, dan dalam jumlah banyak tak masalah, asal Anda memang mampu dan butuh. Belilah barang yang memang Anda sukai, penting, dan bermanfaat.
6. Gunakan kartu kredit, kartu diskon, dan uang tunai dalam dompet secara bijak. Meski punya banyak kartu kredit, Anda akan tetap merasa “aman” dari utang. Bila perlu, simpan kartu-kartu itu di rumah, dan bawa uang tunai seperlunya saat ke mal. Hindari berutang, baik pada teman, keluarga, atau kartu kredit hanya demi memuaskan nafsu belanja. Berutang pada teman bukan hanya membuat Anda harus menyisihkan uang untuk melunasinya, tapi juga bisa merusak hubungan pertemanan.
7. Disiplin merencanakan keuangan keluarga. Jujur dan terbukalah pada pasangan mengenai kondisi keuangan masing-masing. Meski Anda memiliki gaji sendiri, diskusikan dengan baik bagaimana cara dan uang siapa yang akan digunakan untuk berbagai kebutuhan. Lakukan berdasarkan kesepakatan bersama pasangan, agar kelak tak muncul konflik.
8. Ingat selalu rencana besar yang sedang Anda usahakan agar terwujud, antara lain biaya keperluan sekolah anak atau uang yang harus disisihkan untuk ditabung. Cara ini akan membuat Anda lebih mengerem hasrat berbelanja.
9. Stop terus-menerus berbelanja atau melakukan berbagai perawatan ke salon, hanya agar diterima dan dicintai pasangan. Terima diri apa adanya. Percayalah, tak ada manusia sempurna. Kenali dan manfaatkan kemampuan serta sisi positif Anda. Dengan begitu, rasa percaya diri akan tumbuh dengan baik.

Shopaholic

Shopaholic, Antara Keinginan-Kebutuhan 

Shopaholic, Antara Keinginan-Kebutuhan, GILA BELANJA: Seorang wanita shopaholic (gila belanja) duduk di antara tumpukan belanjaannya.// net 
GILA BELANJA: Seorang wanita shopaholic (gila belanja) duduk di antara tumpukan belanjaannya.// net
Shopaholic adalah kata yang berasal dari shop yang berarti belanja, dan aholic yang menandakan bahwa kebiasaan ini adalah suatu ketergantungan terhadap hal yang dilakukan dengan sadar atau tidak.
Jadi, shopaholic adalah sebutan umum dari setiap orang yang mempunyai kebiasaan belanja secara kontinu (terus menerus). Seorang shopaholic biasanya melakukan kebiasaan ini tanpa disadarinya. Dia akan mengaku suka dan pengkoleksi barang-barang yang sama, namun sebenarnya ini adalah gejala awal dari seorang pecandu belanja.
Meskipun para ahli mengatakan bahwa 90 persen dari shopaholic adalah wanita, tapi sebenarnya pria juga bisa ‘terjangkit’ penyakit ini. Sebagian besar dari lelaki tidak mau mengakui, tapi mereka berdalih kebiasaan berbelanja hanya sebagai hobi untuk dikoleksi. Misalnya, belanja telepon genggam, laptop, MP3 player, barang otomotif dan lainnya.
Bagi wanita yang kecanduan belanja, mereka menggunakan inisiatif melakukan kegiatan berbelanja untuk melupakan kesedihan atau menghilangkan rasa suntuk. Tapi, cara itu hanya penyembuhan jangka pendek dan justru makin membuat para perempuan tersebut tertekan. Apalagi berbelanja dengan menggunakan kartu kredit, akan membuat wanita gila belanja semakin menumpukkan hutangnya.
Disebutkannya, ketergantungan akan belanja sama halnya seorang alcoholic yang dulunya mulai minum karena pengaruh sosial dan ajakan teman saja, tapi kemudian menjadi rutinitas dan kebiasaan yang akhirnya menimbulkan dampak buruk. Sudah bisa diduga gaya hidup sang pencandu mulai tidak terkontrol.

Rencanakan Pengeluaran

Menurut para periset, gila belanja adalah gangguan yang mendorong orang untuk membeli barang-barang yang tidak perlu. Gangguan ini bisa terjadi akibat stres, masalah keuangan atau masalah sosial. Gangguan gila belanja ini kebanyakan penderitanya adalah wanita.
Shopaholic biasanya digolongkan sebagai penyimpangan obsesif-kompulsif yang dapat disembuhkan dengan bantuan psikolog. Dengan kesabaran, ketekunan serta bantuan dari pihak profesional, seorang shopaholic dapat kembali mengendalikan hidupnya.
Bagi Anda yang taraf gila belanjanya belum terlalu parah, segeralah mengatur strategi untuk tidak terlanjur menjadi shopaholic.
Menurut Psikolog RSU Pirngadi Medan, Indah Kumala Hasibuan, ada beberapa cara untuk menghindari gila belanja. Caranya sangat sederhana, yaitu membuat perencanaan keuangan. Rencanakan pemasukan dan pengeluaran uang serta buat anggaran itu untuk diri sendiri.
“Tuliskan kapan Anda akan menerima pemasukan, dan apa saja pengeluaran-pengeluaran yang akan Anda lakukan dari pemasukan tersebut. Lalu tuliskan pos-posnya dan tuliskan jumlahnya. Hanya dengan cara seperti itu bisa mendeteksi apakah pengeluaran akan melebihi pemasukan atau tidak,”
Selain itu, sediakan waktu dalam satu minggu untuk menulis kategori tersebut menjadi sebuah daftar yang dapat memudahkan untuk belajar membedakannya.
Tujuan dari langkah ini untuk menghindari kebiasaan membeli barang tanpa sadar berdasarkan dengan daftar yang kita buat tadi.

Jerawat

Sabtu, 19 Desember 2009

Jerawat (bahasa Inggris: acne) adalah kondisi abnormal kulit akibat gangguan berlebihan produksi kelenjar minyak (sebaceous gland) yang menyebabkan penyumbatan saluran folikel rambut dan pori-pori kulit. Daerah yang mudah terkena jerawat ialah di muka, dada, punggung dan tubuh bagian atas lengan.
Peradangan pada kulit terjadi jika kelenjar minyak memproduksi minyak kulit (sebum) secara berlebihan sehingga terjadi penyumbatan pada saluran kelenjar minyak dan pembentukan komedo (whiteheads) dan seborhoea. Apabila sumbatan membesar, komedo terbuka (blackheads) muncul sehingga terjadi interaksi dengan bakteri jerawat.
Jerawat digolongkan ringan bila bentuknya masih komedo dengan jumlah lesi kurang dari 30. Apabila jumlah lesi berkisar antara 30-125 maka dinamakan jerawat sedang (papule). Jerawat besar yang disebut nodul atau kista timbul bila lesi di atas 125.
Munculnya jerawat sering terjadi pada masa pubertas antara usia 14-19 tahun yang disebabkan oleh perubahan hormon pada remaja. Deteksi jerawat sejak dini sangat sulit sebab sebelum masa pubertas kulit anak akan mengalami pengelupasan tiga minggu sekali. Sedangkan ketika remaja, kulit mengelupas empat minggu sekali.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 85% populasi mengalami jerawat pada usia 12-25 tahun, 15% populasi mengalaminya hingga usia 25 tahun. Jika tidak teratasi dengan baik, gangguan jerawat dapat menetap hingga usia 40 tahun.
Selain menimbulkan bekas jerawat, efek utamanya adalah pada jiwa seseorang, seperti krisis percaya diri atau minder dan depresi.
Komponen konsep diri yang sering terganggu pada remaja dengan munculnya jerawat yaitu gambaran diri (body image) dan harga diri, dimana pada masa remaja fokus individu terhadap fisik lebih menonjol dari periode kehidupan lain. Bentuk tubuh merupakan bagian dari gambaran diri, pada remaja yang berjerawat mengakibatkan perubahan bentuk tubuh dari remaja tersebut yang akan berdampak pada interaksi atau hubungan sosial dilingkungan, dimana remaja menjadi minder dan merasa tidak percaya diri yang akan mengakibatkan rendahnya harga diri.
Tetapi tidak semua remaja yang berjerawat dapat mengalami gangguan konsep diri, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pendidikan, pekerjaan, pengetahuan/ informasi yang didapat dari media seperti televisi, majalah yang diterima oleh setiap remaja.

Penyebab jerawat

Penyebab sebenarnya mengapa seseorang mempunyai jerawat dan yang lain tidak punya masih belum diketahui secara menyeluruh. Beberapa faktor yang menyebabkan jerawat ialah:
  • Stres
  • Keturunan dari orangtua
  • Aktivitas hormon : Salah satu faktor penting yang menyebabkan timbulnya jerawat adalah meningkatnya produksi hormon testosteron, yang dimiliki oleh tubuh pria maupun wanita. Hormon testosteron yang terdapat dalam tubuh pria maupun wanita memicu timbulnya jerawat dengan merangsang kelenjar minyak (sebaceous gland) untuk memproduksi minyak kulit (sebum) secara berlebihan.
  • Kelenjar minyak yang hiperaktif
  • Bakteri di pori-pori kulit
  • Iritasi kulit atau karena garukan
  • Anabolic steroid
  • Pil pengontrol kelahiran / pil KB, namun banyak wanita mengalami penurunan munculnya jerawat semasa pemakaian pil
  • Berada dalam lingkungan dengan kadar chlorine yang tinggi, terutama chlorinated dioxins, yang menyebabkan jerawat serius yang disebut Chloracne

Miskonsepsi jerawat

Dikarenakan pengetahuan medis tentang jerawat masih sedikit, banyak rumor salah beredar tentang penyebab jerawat:
  • Makanan. Coklat, snack, gula, susu dan seafood tidak menyebabkan jerawat. Penelitian medis hingga kini tidak menemukan perbedaan yang berarti antara timbulnya jerawat pada dua kelompok manusia, salah satu kelompok mengkonsumsi makanan di atas dan yang lain tidak. Tetapi, dalam buku The Acne Prescription, dermatologis radikal Nicholas Perricone menuturkan bahwa ini juga merupakan sebuah mitos, dan menyarankan diet khusus dengan menu ikan yang banyak dan sedikit gula.
  • Seks. Mitos umum menyatakan masturbasi dan tidak menikah dapat menyebabkan jerawat. Namun tidak ada bukti medis yang menguatkan pendapat ini.

Filariasis

Filariasis



Daur hidup Wuchereria bancrofti.
Filariasis adalah penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di wilayah tropika seluruh dunia. Penyebabnya adalah infeksi oleh sekelompok cacing nematoda parasit yang tergabung dalam superfamilia Filarioidea. Gejala yang umum terlihat adalah terjadinya elefantiasis, berupa membesarnya tungkai bawah (kaki) dan kantung zakar (skrotum), sehingga penyakit ini secara awam dikenal sebagai penyakit kaki gajah. Walaupun demikian, gejala pembesaran ini tidak selalu disebabkan oleh filariasis.
Filariasis biasanya dikelompokkan menjadi tiga macam, berdasarkan bagian tubuh atau jaringan yang menjadi tempat bersarangnya: filariasis limfatik, filariasis subkutan (bawah jaringan kulit), dan filariasis rongga serosa (serous cavity). Filariasis limfatik disebabkan Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Gejala elefantiasis (penebalan kulit dan jaringan-jaringan di bawahnya) sebenarnya hanya disebabkan oleh filariasis limfatik ini. B. timori diketahui jarang menyerang bagian kelamin, tetapi W. bancrofti dapat menyerang tungkai dada, serta alat kelamin. Filariasis subkutan disebabkan oleh Loa loa (cacing mata Afrika), Mansonella streptocerca, Onchocerca volvulus, dan Dracunculus medinensis (cacing guinea). Mereka menghuni lapisan lemak yang ada di bawah lapisan kulit. Jenis filariasis yang terakhir disebabkan oleh Mansonella perstans dan Mansonella ozzardi, yang menghuni rongga perut. Semua parasit ini disebarkan melalui nyamuk atau lalat pengisap darah, atau, untuk Dracunculus, oleh kopepoda
(Crustacea).
Selain elefantiasis, bentuk serangan yang muncul adalah kebutaan Onchocerciasis akibat infeksi oleh Onchocerca volvulus dan migrasi microfilariae lewat kornea. Filariasis ditemukan di daerah tropis Asia, Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, dengan 120 juta manusia terjangkit. WHO mencanangkan program dunia bebas filariasis pada tahun 2020.

anorexia nervosa

Anorexia nervosa adalah sebuah gangguan makan yang ditandai dengan sangat rendah berat badan distorsi citra tubuh dan ketakutan yang obsesif kenaikan berat badan.
Istilah anoreksia adalah berasal dari Yunani: a (α, prefix penyangkalan), n (ν, link antara dua vokal) dan orexis (ορεξις, nafsu makan), dengan demikian berarti kurangnya keinginan untuk makan.
Anorexia memiliki insiden antara 8 dan 13 kasus per 100.000 orang per tahun dan prevalensi rata-rata 0,3% dengan menggunakan kriteria yang ketat untuk diagnosis. Kondisi sangat mempengaruhi remaja muda perempuan, dengan perempuan antara 15 dan 19 tahun membuat hingga 40% dari semua kasus. Lebih jauh lagi, sebagian besar kasus tampaknya tidak akan berhubungan dengan pelayanan kesehatan mental. Sekitar 90% dari orang-orang dengan anoreksia adalah perempuan.

Definisi

DSM-IV-TR criteria are: DSM-IV-TR kriteria adalah:
  • Penolakan untuk mempertahankan berat badan pada atau di atas berat badan minimal yang normal untuk usia dan tinggi (misalnya penurunan berat badan menuju berat badan pemeliharaan kurang dari 85% dari yang diharapkan atau kegagalan untuk membuat berat badan yang diharapkan selama periode pertumbuhan, menyebabkan berat badan kurang dari 85% dari yang diharapkan).
  • Intense fear of gaining weight or becoming fat, even though underweight. Intens takut kenaikan berat badan atau menjadi gemuk, meskipun berat badan.
  • Gangguan dalam cara di mana berat badan seseorang atau bentuk yang dialami, pengaruh yang tak pantas berat badan atau bentuk pada evaluasi diri, atau penolakan keseriusan saat ini berat badan rendah.

  • Amenore (setidaknya tiga siklus berturut-turut) di postmenarchal gadis dan perempuan.Amenore didefinisikan sebagai berikut periode hanya terjadi hormon (misalnya, estrogen) administrasi.

Lebih lanjut, DSM-IV-TR menetapkan dua subtipe:

  • Membatasi Type: selama episode saat ini anorexia nervosa, orang tidak secara rutin terlibat dalam pesta-makan atau membersihkan perilaku (yaitu, diri akibat muntah, atau penyalahgunaan pencahar, diuretik, atau enema). Weight loss is accomplished primarily through dieting, fasting, or excessive exercise. Berat badan dicapai terutama melalui diet, puasa, atau olahraga berlebihan.


  • Pesta-Makan Ketik atau Purging Type: selama episode saat ini anorexia nervosa, orang yang telah secara teratur terlibat dalam pesta-makan ATAU membersihkan perilaku (yaitu, diri akibat muntah, atau penyalahgunaan pencahar, diuretik, atau enema).

The ICD-10 kriteria yang sama, tetapi di samping itu, secara spesifik menyebutkan

  1. Cara bahwa individu mungkin menyebabkan penurunan berat badan atau menjaga berat badan rendah (menghindari makanan menggemukkan diri, akibat muntah-muntah, akibat membersihkan diri, olahraga berlebihan, penggunaan yang berlebihan menekan nafsu makan atau diuretik).


  2. Fitur fisiologis tertentu, termasuk "luas endokrin melibatkan gangguan hipotalamus - hipofisis - gonad sumbu nyata pada wanita sebagai amenorea dan pada pria sebagai kehilangan minat dan potensi seksual. Mungkin juga ada peningkatan kadar hormon pertumbuhan, mengangkat kortisol tingkat, perubahan dalam perifer metabolisme dari tiroid hormon dan kelainan sekresi insulin ".

  3. Jika permulaan adalah sebelum pubertas, bahwa pembangunan ditunda atau ditahan.
Perbedaan antara diagnosa anoreksia nervosa, bulimia nervosa dan gangguan makan tidak disebutkan secara spesifik (EDNOS) seringkali sulit untuk membuat dalam praktek dan ada banyak tumpang tindih antara pasien yang didiagnosis dengan kondisi ini. Selain itu, tampaknya perubahan kecil dalam keseluruhan pasien perilaku atau sikap dapat mengubah diagnosis dari "anoreksia: pesta-makan tipe" untuk bulimia nervosa.Sudah lazim bagi orang dengan gangguan makan untuk "bergerak melalui" berbagai diagnosa sebagai perilaku nya dan keyakinan berubah seiring waktu.

Penyebab dan sumbangan faktor

Faktor-faktor genetik

Keluarga dan kembar studi menunjukkan bahwa faktor genetik dan lingkungan rekening untuk 74% dan 26% dari varians dalam anorexia nervosa, masing-masing. Ini bukti menunjukkan bahwa gen yang mempengaruhi kedua makan peraturan, dan kepribadian dan emosi, mungkin penting faktor. Dalam sebuah studi, variasi dalam transporter norepinefrin gen promotor yang berhubungan dengan anorexia nervosa terbatas, tetapi tidak pesta-pembersihan anoreksia (meskipun yang terakhir mungkin karena ukuran sampel kecil).

neurobiologis faktor

Anorexia dapat dihubungkan dengan sistem serotonin terganggu, terutama untuk tingkat tinggi di daerah-daerah di otak dengan reseptor 5HT 1A - suatu sistem khususnya terkait dengan kecemasan, suasana hati dan pengendalian impuls. Kelaparan telah menjadi hipotesis respons terhadap efek-efek ini, seperti yang dikenal untuk menurunkan triptofan dan hormon steroid metabolisme, yang dapat mengurangi kadar serotonin pada situs-situs penting tersebut dan mengusir kecemasan. Studi lain dari reseptor serotonin 5HT 2A (terkait dengan peraturan makan, suasana hati, dan kecemasan), menunjukkan bahwa aktivitas serotonin menurun pada situs tersebut. Ada bukti bahwa kedua karakteristik kepribadian dan gangguan terhadap sistem serotonin masih jelas setelah pasien sudah pulih dari anoreksia.

Perubahan dalam struktur dan fungsi otak adalah tanda-tanda awal sering dikaitkan dengan kelaparan, dan sebagian terbalik bila berat badan normal kembali. Anorexia juga terhubung dengan mengurangi aliran darah di lobus temporal. Ada kemungkinan bahwa itu adalah sifat risiko daripada efek kelaparan.
Anorexia mungkin berkaitan dengan respons autoimmune melanocortin peptida yang mempengaruhi nafsu makan dan stres tanggapan.

Faktor Nutrisi

Seng kekurangan mungkin memainkan peran dalam Anorexia. Hal ini tidak berpikir bertanggung jawab atas penyebab penyakit awal tetapi ada bukti bahwa hal itu mungkin merupakan faktor yang mempercepat mendalami patologi dari anoreksia. A 1994 acak, double blind, placebo-controlled trial menunjukkan bahwa zinc (14 mg per hari) dua kali lipat tingkat massa tubuh meningkat dibandingkan pasien yang menerima plasebo.

Faktor-faktor psikologis

Perilaku makan anoreksia diperkirakan berasal dari ketakutan yang obsesif kenaikan berat badan akibat citra diri yang terdistorsi dan dikelola oleh berbagai bias kognitif yang mengubah cara individu yang terkena mengevaluasi dan berpikir tentang tubuh mereka, makanan dan makan. Ini bukanlah sebuah persepsi masalah, tapi salah satu informasi bagaimana persepsi dievaluasi oleh orang yang terkena. Orang-orang dengan anorexia nervosa tampaknya lebih akurat menilai gambar tubuh mereka sendiri, sementara kekurangan diri meningkatkan bias.
Orang dengan anoreksia nervosa psikologis lain juga memiliki kesulitan dan penyakit mental. Klinis depresi, obsesif kompulsif, penyalahgunaan zat dan satu atau lebih kepribadian kelainan mungkin kondisi yang paling mungkin untuk menjadi komorbiditas dengan anoreksia. Tinggi tingkat kecemasan dan depresi cenderung hadir tanpa memperhatikan apakah mereka memenuhi kriteria diagnostik sindrom tertentu.
Penelitian ke dalam neuropsikologi dari anoreksia telah mengindikasikan bahwa banyak temuan yang tidak konsisten di seluruh penelitian dan bahwa sulit untuk membedakan dampak kelaparan pada otak dari setiap karakteristik lama. Salah satu temuan adalah bahwa mereka yang anoreksia memiliki fleksibilitas kognitif miskin.
Studi lain menyarankan bahwa ada beberapa perhatian dan memori bisa yang mungkin mempertahankan anoreksia.

Sosial dan faktor lingkungan

Sosiokultural penelitian telah menyoroti peranan faktor-faktor budaya, seperti promosi ketipisan sebagai bentuk perempuan yang ideal di negara-negara industri Barat, khususnya melalui media massa. Sebuah studi epidemiologi 989.871 penduduk Swedia menunjukkan bahwa jender, etnisitas dan sosial -status ekonomi pengaruh yang besar pada pengembangan kesempatan anoreksia, dengan mereka yang non-Eropa paling tua di antara mungkin didiagnosis dengan kondisi, dan mereka yang kaya, keluarga putih yang paling beresiko. Orang-orang di profesi di mana tertentu ada tekanan sosial untuk menjadi kurus (seperti model dan penari) adalah jauh lebih mungkin untuk mengembangkan anorexia selama karir mereka, dan penelitian lebih jauh menyatakan bahwa mereka yang jauh lebih tinggi anoreksia memiliki kontak dengan sumber-sumber budaya yang mempromosikan berat badan-badan

Ada tingkat tinggi melaporkan pelecehan seksual anak pengalaman dalam kelompok klinis yang telah didiagnosis dengan anoreksia. Meskipun pelecehan seksual sebelumnya tidak dianggap sebagai faktor risiko spesifik untuk anoreksia, mereka yang telah mengalami pelecehan semacam itu lebih cenderung memiliki lebih serius dan kronis gejala-gejala.

Hubungan dengan autisme



Ringkasan strategi Zucker et al. (2007) digunakan untuk menilai hubungan antara anorexia nervosa dan spektrum autisme. 
Sejak Gillberg's (1985) dan lain-lain saran awal hubungan antara anorexia nervosa dan autisme,  dalam skala besar studi longitudinal ke anorexia nervosa remaja awal yang dilakukan di Swedia menegaskan bahwa 23% orang dengan lama gangguan makan yang pada spektrum autisme. Mereka yang berada di spektrum autisme cenderung memiliki hasil yang lebih buruk, tetapi dapat memperoleh manfaat dari penggunaan gabungan dari perilaku dan terapi farmakologis autisme dirancang untuk memperbaiki, bukan anorexia nervosa per se. Studi-studi lain, terutama penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Maudsley Inggris, lebih jauh lagi menyatakan bahwa ciri-ciri autistik sering terjadi pada orang dengan anoreksia nervosa, berbagi ciri-ciri termasuk misalnya fungsi eksekutif, skor kecerdasan autisme, pusat koherensi, teori pikiran, fleksibilitas kognitif-perilaku, emosi pemahaman peraturan dan ekspresi wajah.

Zucker et al. (2007) mengusulkan bahwa kondisi pada spektrum autisme membentuk endophenotype kognitif yang mendasari anorexia nervosa dan meminta untuk meningkatkan kerjasama lintas disiplin (lihat gambar ke kanan). Seorang pilot studi ke efektivitas Terapi Perilaku Kognitif, yang didasarkan perlakuan protokol pada hipotesis hubungan antara anorexia nervosa dan mendasar seperti kondisi autistik, mengurangi perfeksionisme dan kekakuan dalam 17 keluar dari 19 peserta.

Prognosis

Anoreksia diperkirakan memiliki angka kematian tertinggi dari semua gangguan jiwa, dengan mana saja 6-20% dari mereka yang didiagnosis dengan gangguan akhirnya mati karena penyebab yang terkait. tingkat bunuh diri orang-orang dengan anoreksia juga lebih tinggi dari itu dari populasi umum. Dalam sebuah studi longitudinal wanita didiagnosis dengan DSM-IV baik anorexia nervosa (n = 136) atau bulimia nervosa (n = 110) masing-masing yang dinilai setiap 6 - 12 bulan selama 8 tahun berada di cukup risiko bunuh diri. Dokter diperingatkan risiko sebagai 15% subyek melaporkan setidaknya satu usaha bunuh diri. Telah dicatat bahwa secara signifikan lebih aneroxia (22,1%) dibandingkan bulimia (10,9%) subyek membuat usaha bunuh diri.

Perawatan

Perawatan untuk anorexia nervosa mencoba untuk mengatasi tiga bidang utama. 1) Restoring the person to a healthy weight; 2) Treating the psychological disorders related to the illness; 3) Reducing or eliminating behaviours or thoughts that originally led to the disordered eating. 1) Memulihkan orang berat badan yang sehat; 2) Memperlakukan gangguan psikologis terkait dengan penyakit; 3) Mengurangi atau menghapuskan perilaku atau pemikiran yang awalnya mengarah ke makan tidak teratur.
Obat perawatan, seperti SSRI atau antidepresan obat-obatan, belum ditemukan secara umum juga efektif untuk mengobati anoreksia, atau mencegah kekambuhan meskipun juga telah mencatat bahwa ada kekurangan penelitian di bidang ini .

Perawatan berbasis keluarga juga telah ditemukan pengobatan yang efektif untuk remaja dengan anoreksia jangka pendek. Pada tahun 4-5 menindaklanjuti satu studi menunjukkan tingkat pemulihan penuh dari 60 - 90% dengan 10-15% sisanya sakit parah. Ini menguntungkan dibandingkan pengobatan lain seperti rawat inap di mana tingkat pemulihan penuh bervariasi antara 33-55%.

-PutrieMuttz- Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template for Bie Blogger Template Vector by DaPino