Shopaholic

Senin, 28 Desember 2009

Shopaholic, Antara Keinginan-Kebutuhan 

Shopaholic, Antara Keinginan-Kebutuhan, GILA BELANJA: Seorang wanita shopaholic (gila belanja) duduk di antara tumpukan belanjaannya.// net 
GILA BELANJA: Seorang wanita shopaholic (gila belanja) duduk di antara tumpukan belanjaannya.// net
Shopaholic adalah kata yang berasal dari shop yang berarti belanja, dan aholic yang menandakan bahwa kebiasaan ini adalah suatu ketergantungan terhadap hal yang dilakukan dengan sadar atau tidak.
Jadi, shopaholic adalah sebutan umum dari setiap orang yang mempunyai kebiasaan belanja secara kontinu (terus menerus). Seorang shopaholic biasanya melakukan kebiasaan ini tanpa disadarinya. Dia akan mengaku suka dan pengkoleksi barang-barang yang sama, namun sebenarnya ini adalah gejala awal dari seorang pecandu belanja.
Meskipun para ahli mengatakan bahwa 90 persen dari shopaholic adalah wanita, tapi sebenarnya pria juga bisa ‘terjangkit’ penyakit ini. Sebagian besar dari lelaki tidak mau mengakui, tapi mereka berdalih kebiasaan berbelanja hanya sebagai hobi untuk dikoleksi. Misalnya, belanja telepon genggam, laptop, MP3 player, barang otomotif dan lainnya.
Bagi wanita yang kecanduan belanja, mereka menggunakan inisiatif melakukan kegiatan berbelanja untuk melupakan kesedihan atau menghilangkan rasa suntuk. Tapi, cara itu hanya penyembuhan jangka pendek dan justru makin membuat para perempuan tersebut tertekan. Apalagi berbelanja dengan menggunakan kartu kredit, akan membuat wanita gila belanja semakin menumpukkan hutangnya.
Disebutkannya, ketergantungan akan belanja sama halnya seorang alcoholic yang dulunya mulai minum karena pengaruh sosial dan ajakan teman saja, tapi kemudian menjadi rutinitas dan kebiasaan yang akhirnya menimbulkan dampak buruk. Sudah bisa diduga gaya hidup sang pencandu mulai tidak terkontrol.

Rencanakan Pengeluaran

Menurut para periset, gila belanja adalah gangguan yang mendorong orang untuk membeli barang-barang yang tidak perlu. Gangguan ini bisa terjadi akibat stres, masalah keuangan atau masalah sosial. Gangguan gila belanja ini kebanyakan penderitanya adalah wanita.
Shopaholic biasanya digolongkan sebagai penyimpangan obsesif-kompulsif yang dapat disembuhkan dengan bantuan psikolog. Dengan kesabaran, ketekunan serta bantuan dari pihak profesional, seorang shopaholic dapat kembali mengendalikan hidupnya.
Bagi Anda yang taraf gila belanjanya belum terlalu parah, segeralah mengatur strategi untuk tidak terlanjur menjadi shopaholic.
Menurut Psikolog RSU Pirngadi Medan, Indah Kumala Hasibuan, ada beberapa cara untuk menghindari gila belanja. Caranya sangat sederhana, yaitu membuat perencanaan keuangan. Rencanakan pemasukan dan pengeluaran uang serta buat anggaran itu untuk diri sendiri.
“Tuliskan kapan Anda akan menerima pemasukan, dan apa saja pengeluaran-pengeluaran yang akan Anda lakukan dari pemasukan tersebut. Lalu tuliskan pos-posnya dan tuliskan jumlahnya. Hanya dengan cara seperti itu bisa mendeteksi apakah pengeluaran akan melebihi pemasukan atau tidak,”
Selain itu, sediakan waktu dalam satu minggu untuk menulis kategori tersebut menjadi sebuah daftar yang dapat memudahkan untuk belajar membedakannya.
Tujuan dari langkah ini untuk menghindari kebiasaan membeli barang tanpa sadar berdasarkan dengan daftar yang kita buat tadi.

0 komentar:

Posting Komentar

-PutrieMuttz- Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template for Bie Blogger Template Vector by DaPino