Shopaholic

Senin, 28 Desember 2009

Shopaholic, Antara Keinginan-Kebutuhan 

Shopaholic, Antara Keinginan-Kebutuhan, GILA BELANJA: Seorang wanita shopaholic (gila belanja) duduk di antara tumpukan belanjaannya.// net 
GILA BELANJA: Seorang wanita shopaholic (gila belanja) duduk di antara tumpukan belanjaannya.// net
Shopaholic adalah kata yang berasal dari shop yang berarti belanja, dan aholic yang menandakan bahwa kebiasaan ini adalah suatu ketergantungan terhadap hal yang dilakukan dengan sadar atau tidak.
Jadi, shopaholic adalah sebutan umum dari setiap orang yang mempunyai kebiasaan belanja secara kontinu (terus menerus). Seorang shopaholic biasanya melakukan kebiasaan ini tanpa disadarinya. Dia akan mengaku suka dan pengkoleksi barang-barang yang sama, namun sebenarnya ini adalah gejala awal dari seorang pecandu belanja.
Meskipun para ahli mengatakan bahwa 90 persen dari shopaholic adalah wanita, tapi sebenarnya pria juga bisa ‘terjangkit’ penyakit ini. Sebagian besar dari lelaki tidak mau mengakui, tapi mereka berdalih kebiasaan berbelanja hanya sebagai hobi untuk dikoleksi. Misalnya, belanja telepon genggam, laptop, MP3 player, barang otomotif dan lainnya.
Bagi wanita yang kecanduan belanja, mereka menggunakan inisiatif melakukan kegiatan berbelanja untuk melupakan kesedihan atau menghilangkan rasa suntuk. Tapi, cara itu hanya penyembuhan jangka pendek dan justru makin membuat para perempuan tersebut tertekan. Apalagi berbelanja dengan menggunakan kartu kredit, akan membuat wanita gila belanja semakin menumpukkan hutangnya.
Disebutkannya, ketergantungan akan belanja sama halnya seorang alcoholic yang dulunya mulai minum karena pengaruh sosial dan ajakan teman saja, tapi kemudian menjadi rutinitas dan kebiasaan yang akhirnya menimbulkan dampak buruk. Sudah bisa diduga gaya hidup sang pencandu mulai tidak terkontrol.

Rencanakan Pengeluaran

Menurut para periset, gila belanja adalah gangguan yang mendorong orang untuk membeli barang-barang yang tidak perlu. Gangguan ini bisa terjadi akibat stres, masalah keuangan atau masalah sosial. Gangguan gila belanja ini kebanyakan penderitanya adalah wanita.
Shopaholic biasanya digolongkan sebagai penyimpangan obsesif-kompulsif yang dapat disembuhkan dengan bantuan psikolog. Dengan kesabaran, ketekunan serta bantuan dari pihak profesional, seorang shopaholic dapat kembali mengendalikan hidupnya.
Bagi Anda yang taraf gila belanjanya belum terlalu parah, segeralah mengatur strategi untuk tidak terlanjur menjadi shopaholic.
Menurut Psikolog RSU Pirngadi Medan, Indah Kumala Hasibuan, ada beberapa cara untuk menghindari gila belanja. Caranya sangat sederhana, yaitu membuat perencanaan keuangan. Rencanakan pemasukan dan pengeluaran uang serta buat anggaran itu untuk diri sendiri.
“Tuliskan kapan Anda akan menerima pemasukan, dan apa saja pengeluaran-pengeluaran yang akan Anda lakukan dari pemasukan tersebut. Lalu tuliskan pos-posnya dan tuliskan jumlahnya. Hanya dengan cara seperti itu bisa mendeteksi apakah pengeluaran akan melebihi pemasukan atau tidak,”
Selain itu, sediakan waktu dalam satu minggu untuk menulis kategori tersebut menjadi sebuah daftar yang dapat memudahkan untuk belajar membedakannya.
Tujuan dari langkah ini untuk menghindari kebiasaan membeli barang tanpa sadar berdasarkan dengan daftar yang kita buat tadi.

Jerawat

Sabtu, 19 Desember 2009

Jerawat (bahasa Inggris: acne) adalah kondisi abnormal kulit akibat gangguan berlebihan produksi kelenjar minyak (sebaceous gland) yang menyebabkan penyumbatan saluran folikel rambut dan pori-pori kulit. Daerah yang mudah terkena jerawat ialah di muka, dada, punggung dan tubuh bagian atas lengan.
Peradangan pada kulit terjadi jika kelenjar minyak memproduksi minyak kulit (sebum) secara berlebihan sehingga terjadi penyumbatan pada saluran kelenjar minyak dan pembentukan komedo (whiteheads) dan seborhoea. Apabila sumbatan membesar, komedo terbuka (blackheads) muncul sehingga terjadi interaksi dengan bakteri jerawat.
Jerawat digolongkan ringan bila bentuknya masih komedo dengan jumlah lesi kurang dari 30. Apabila jumlah lesi berkisar antara 30-125 maka dinamakan jerawat sedang (papule). Jerawat besar yang disebut nodul atau kista timbul bila lesi di atas 125.
Munculnya jerawat sering terjadi pada masa pubertas antara usia 14-19 tahun yang disebabkan oleh perubahan hormon pada remaja. Deteksi jerawat sejak dini sangat sulit sebab sebelum masa pubertas kulit anak akan mengalami pengelupasan tiga minggu sekali. Sedangkan ketika remaja, kulit mengelupas empat minggu sekali.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 85% populasi mengalami jerawat pada usia 12-25 tahun, 15% populasi mengalaminya hingga usia 25 tahun. Jika tidak teratasi dengan baik, gangguan jerawat dapat menetap hingga usia 40 tahun.
Selain menimbulkan bekas jerawat, efek utamanya adalah pada jiwa seseorang, seperti krisis percaya diri atau minder dan depresi.
Komponen konsep diri yang sering terganggu pada remaja dengan munculnya jerawat yaitu gambaran diri (body image) dan harga diri, dimana pada masa remaja fokus individu terhadap fisik lebih menonjol dari periode kehidupan lain. Bentuk tubuh merupakan bagian dari gambaran diri, pada remaja yang berjerawat mengakibatkan perubahan bentuk tubuh dari remaja tersebut yang akan berdampak pada interaksi atau hubungan sosial dilingkungan, dimana remaja menjadi minder dan merasa tidak percaya diri yang akan mengakibatkan rendahnya harga diri.
Tetapi tidak semua remaja yang berjerawat dapat mengalami gangguan konsep diri, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pendidikan, pekerjaan, pengetahuan/ informasi yang didapat dari media seperti televisi, majalah yang diterima oleh setiap remaja.

Penyebab jerawat

Penyebab sebenarnya mengapa seseorang mempunyai jerawat dan yang lain tidak punya masih belum diketahui secara menyeluruh. Beberapa faktor yang menyebabkan jerawat ialah:
  • Stres
  • Keturunan dari orangtua
  • Aktivitas hormon : Salah satu faktor penting yang menyebabkan timbulnya jerawat adalah meningkatnya produksi hormon testosteron, yang dimiliki oleh tubuh pria maupun wanita. Hormon testosteron yang terdapat dalam tubuh pria maupun wanita memicu timbulnya jerawat dengan merangsang kelenjar minyak (sebaceous gland) untuk memproduksi minyak kulit (sebum) secara berlebihan.
  • Kelenjar minyak yang hiperaktif
  • Bakteri di pori-pori kulit
  • Iritasi kulit atau karena garukan
  • Anabolic steroid
  • Pil pengontrol kelahiran / pil KB, namun banyak wanita mengalami penurunan munculnya jerawat semasa pemakaian pil
  • Berada dalam lingkungan dengan kadar chlorine yang tinggi, terutama chlorinated dioxins, yang menyebabkan jerawat serius yang disebut Chloracne

Miskonsepsi jerawat

Dikarenakan pengetahuan medis tentang jerawat masih sedikit, banyak rumor salah beredar tentang penyebab jerawat:
  • Makanan. Coklat, snack, gula, susu dan seafood tidak menyebabkan jerawat. Penelitian medis hingga kini tidak menemukan perbedaan yang berarti antara timbulnya jerawat pada dua kelompok manusia, salah satu kelompok mengkonsumsi makanan di atas dan yang lain tidak. Tetapi, dalam buku The Acne Prescription, dermatologis radikal Nicholas Perricone menuturkan bahwa ini juga merupakan sebuah mitos, dan menyarankan diet khusus dengan menu ikan yang banyak dan sedikit gula.
  • Seks. Mitos umum menyatakan masturbasi dan tidak menikah dapat menyebabkan jerawat. Namun tidak ada bukti medis yang menguatkan pendapat ini.

Filariasis

Filariasis



Daur hidup Wuchereria bancrofti.
Filariasis adalah penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di wilayah tropika seluruh dunia. Penyebabnya adalah infeksi oleh sekelompok cacing nematoda parasit yang tergabung dalam superfamilia Filarioidea. Gejala yang umum terlihat adalah terjadinya elefantiasis, berupa membesarnya tungkai bawah (kaki) dan kantung zakar (skrotum), sehingga penyakit ini secara awam dikenal sebagai penyakit kaki gajah. Walaupun demikian, gejala pembesaran ini tidak selalu disebabkan oleh filariasis.
Filariasis biasanya dikelompokkan menjadi tiga macam, berdasarkan bagian tubuh atau jaringan yang menjadi tempat bersarangnya: filariasis limfatik, filariasis subkutan (bawah jaringan kulit), dan filariasis rongga serosa (serous cavity). Filariasis limfatik disebabkan Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Gejala elefantiasis (penebalan kulit dan jaringan-jaringan di bawahnya) sebenarnya hanya disebabkan oleh filariasis limfatik ini. B. timori diketahui jarang menyerang bagian kelamin, tetapi W. bancrofti dapat menyerang tungkai dada, serta alat kelamin. Filariasis subkutan disebabkan oleh Loa loa (cacing mata Afrika), Mansonella streptocerca, Onchocerca volvulus, dan Dracunculus medinensis (cacing guinea). Mereka menghuni lapisan lemak yang ada di bawah lapisan kulit. Jenis filariasis yang terakhir disebabkan oleh Mansonella perstans dan Mansonella ozzardi, yang menghuni rongga perut. Semua parasit ini disebarkan melalui nyamuk atau lalat pengisap darah, atau, untuk Dracunculus, oleh kopepoda
(Crustacea).
Selain elefantiasis, bentuk serangan yang muncul adalah kebutaan Onchocerciasis akibat infeksi oleh Onchocerca volvulus dan migrasi microfilariae lewat kornea. Filariasis ditemukan di daerah tropis Asia, Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, dengan 120 juta manusia terjangkit. WHO mencanangkan program dunia bebas filariasis pada tahun 2020.

anorexia nervosa

Anorexia nervosa adalah sebuah gangguan makan yang ditandai dengan sangat rendah berat badan distorsi citra tubuh dan ketakutan yang obsesif kenaikan berat badan.
Istilah anoreksia adalah berasal dari Yunani: a (α, prefix penyangkalan), n (ν, link antara dua vokal) dan orexis (ορεξις, nafsu makan), dengan demikian berarti kurangnya keinginan untuk makan.
Anorexia memiliki insiden antara 8 dan 13 kasus per 100.000 orang per tahun dan prevalensi rata-rata 0,3% dengan menggunakan kriteria yang ketat untuk diagnosis. Kondisi sangat mempengaruhi remaja muda perempuan, dengan perempuan antara 15 dan 19 tahun membuat hingga 40% dari semua kasus. Lebih jauh lagi, sebagian besar kasus tampaknya tidak akan berhubungan dengan pelayanan kesehatan mental. Sekitar 90% dari orang-orang dengan anoreksia adalah perempuan.

Definisi

DSM-IV-TR criteria are: DSM-IV-TR kriteria adalah:
  • Penolakan untuk mempertahankan berat badan pada atau di atas berat badan minimal yang normal untuk usia dan tinggi (misalnya penurunan berat badan menuju berat badan pemeliharaan kurang dari 85% dari yang diharapkan atau kegagalan untuk membuat berat badan yang diharapkan selama periode pertumbuhan, menyebabkan berat badan kurang dari 85% dari yang diharapkan).
  • Intense fear of gaining weight or becoming fat, even though underweight. Intens takut kenaikan berat badan atau menjadi gemuk, meskipun berat badan.
  • Gangguan dalam cara di mana berat badan seseorang atau bentuk yang dialami, pengaruh yang tak pantas berat badan atau bentuk pada evaluasi diri, atau penolakan keseriusan saat ini berat badan rendah.

  • Amenore (setidaknya tiga siklus berturut-turut) di postmenarchal gadis dan perempuan.Amenore didefinisikan sebagai berikut periode hanya terjadi hormon (misalnya, estrogen) administrasi.

Lebih lanjut, DSM-IV-TR menetapkan dua subtipe:

  • Membatasi Type: selama episode saat ini anorexia nervosa, orang tidak secara rutin terlibat dalam pesta-makan atau membersihkan perilaku (yaitu, diri akibat muntah, atau penyalahgunaan pencahar, diuretik, atau enema). Weight loss is accomplished primarily through dieting, fasting, or excessive exercise. Berat badan dicapai terutama melalui diet, puasa, atau olahraga berlebihan.


  • Pesta-Makan Ketik atau Purging Type: selama episode saat ini anorexia nervosa, orang yang telah secara teratur terlibat dalam pesta-makan ATAU membersihkan perilaku (yaitu, diri akibat muntah, atau penyalahgunaan pencahar, diuretik, atau enema).

The ICD-10 kriteria yang sama, tetapi di samping itu, secara spesifik menyebutkan

  1. Cara bahwa individu mungkin menyebabkan penurunan berat badan atau menjaga berat badan rendah (menghindari makanan menggemukkan diri, akibat muntah-muntah, akibat membersihkan diri, olahraga berlebihan, penggunaan yang berlebihan menekan nafsu makan atau diuretik).


  2. Fitur fisiologis tertentu, termasuk "luas endokrin melibatkan gangguan hipotalamus - hipofisis - gonad sumbu nyata pada wanita sebagai amenorea dan pada pria sebagai kehilangan minat dan potensi seksual. Mungkin juga ada peningkatan kadar hormon pertumbuhan, mengangkat kortisol tingkat, perubahan dalam perifer metabolisme dari tiroid hormon dan kelainan sekresi insulin ".

  3. Jika permulaan adalah sebelum pubertas, bahwa pembangunan ditunda atau ditahan.
Perbedaan antara diagnosa anoreksia nervosa, bulimia nervosa dan gangguan makan tidak disebutkan secara spesifik (EDNOS) seringkali sulit untuk membuat dalam praktek dan ada banyak tumpang tindih antara pasien yang didiagnosis dengan kondisi ini. Selain itu, tampaknya perubahan kecil dalam keseluruhan pasien perilaku atau sikap dapat mengubah diagnosis dari "anoreksia: pesta-makan tipe" untuk bulimia nervosa.Sudah lazim bagi orang dengan gangguan makan untuk "bergerak melalui" berbagai diagnosa sebagai perilaku nya dan keyakinan berubah seiring waktu.

Penyebab dan sumbangan faktor

Faktor-faktor genetik

Keluarga dan kembar studi menunjukkan bahwa faktor genetik dan lingkungan rekening untuk 74% dan 26% dari varians dalam anorexia nervosa, masing-masing. Ini bukti menunjukkan bahwa gen yang mempengaruhi kedua makan peraturan, dan kepribadian dan emosi, mungkin penting faktor. Dalam sebuah studi, variasi dalam transporter norepinefrin gen promotor yang berhubungan dengan anorexia nervosa terbatas, tetapi tidak pesta-pembersihan anoreksia (meskipun yang terakhir mungkin karena ukuran sampel kecil).

neurobiologis faktor

Anorexia dapat dihubungkan dengan sistem serotonin terganggu, terutama untuk tingkat tinggi di daerah-daerah di otak dengan reseptor 5HT 1A - suatu sistem khususnya terkait dengan kecemasan, suasana hati dan pengendalian impuls. Kelaparan telah menjadi hipotesis respons terhadap efek-efek ini, seperti yang dikenal untuk menurunkan triptofan dan hormon steroid metabolisme, yang dapat mengurangi kadar serotonin pada situs-situs penting tersebut dan mengusir kecemasan. Studi lain dari reseptor serotonin 5HT 2A (terkait dengan peraturan makan, suasana hati, dan kecemasan), menunjukkan bahwa aktivitas serotonin menurun pada situs tersebut. Ada bukti bahwa kedua karakteristik kepribadian dan gangguan terhadap sistem serotonin masih jelas setelah pasien sudah pulih dari anoreksia.

Perubahan dalam struktur dan fungsi otak adalah tanda-tanda awal sering dikaitkan dengan kelaparan, dan sebagian terbalik bila berat badan normal kembali. Anorexia juga terhubung dengan mengurangi aliran darah di lobus temporal. Ada kemungkinan bahwa itu adalah sifat risiko daripada efek kelaparan.
Anorexia mungkin berkaitan dengan respons autoimmune melanocortin peptida yang mempengaruhi nafsu makan dan stres tanggapan.

Faktor Nutrisi

Seng kekurangan mungkin memainkan peran dalam Anorexia. Hal ini tidak berpikir bertanggung jawab atas penyebab penyakit awal tetapi ada bukti bahwa hal itu mungkin merupakan faktor yang mempercepat mendalami patologi dari anoreksia. A 1994 acak, double blind, placebo-controlled trial menunjukkan bahwa zinc (14 mg per hari) dua kali lipat tingkat massa tubuh meningkat dibandingkan pasien yang menerima plasebo.

Faktor-faktor psikologis

Perilaku makan anoreksia diperkirakan berasal dari ketakutan yang obsesif kenaikan berat badan akibat citra diri yang terdistorsi dan dikelola oleh berbagai bias kognitif yang mengubah cara individu yang terkena mengevaluasi dan berpikir tentang tubuh mereka, makanan dan makan. Ini bukanlah sebuah persepsi masalah, tapi salah satu informasi bagaimana persepsi dievaluasi oleh orang yang terkena. Orang-orang dengan anorexia nervosa tampaknya lebih akurat menilai gambar tubuh mereka sendiri, sementara kekurangan diri meningkatkan bias.
Orang dengan anoreksia nervosa psikologis lain juga memiliki kesulitan dan penyakit mental. Klinis depresi, obsesif kompulsif, penyalahgunaan zat dan satu atau lebih kepribadian kelainan mungkin kondisi yang paling mungkin untuk menjadi komorbiditas dengan anoreksia. Tinggi tingkat kecemasan dan depresi cenderung hadir tanpa memperhatikan apakah mereka memenuhi kriteria diagnostik sindrom tertentu.
Penelitian ke dalam neuropsikologi dari anoreksia telah mengindikasikan bahwa banyak temuan yang tidak konsisten di seluruh penelitian dan bahwa sulit untuk membedakan dampak kelaparan pada otak dari setiap karakteristik lama. Salah satu temuan adalah bahwa mereka yang anoreksia memiliki fleksibilitas kognitif miskin.
Studi lain menyarankan bahwa ada beberapa perhatian dan memori bisa yang mungkin mempertahankan anoreksia.

Sosial dan faktor lingkungan

Sosiokultural penelitian telah menyoroti peranan faktor-faktor budaya, seperti promosi ketipisan sebagai bentuk perempuan yang ideal di negara-negara industri Barat, khususnya melalui media massa. Sebuah studi epidemiologi 989.871 penduduk Swedia menunjukkan bahwa jender, etnisitas dan sosial -status ekonomi pengaruh yang besar pada pengembangan kesempatan anoreksia, dengan mereka yang non-Eropa paling tua di antara mungkin didiagnosis dengan kondisi, dan mereka yang kaya, keluarga putih yang paling beresiko. Orang-orang di profesi di mana tertentu ada tekanan sosial untuk menjadi kurus (seperti model dan penari) adalah jauh lebih mungkin untuk mengembangkan anorexia selama karir mereka, dan penelitian lebih jauh menyatakan bahwa mereka yang jauh lebih tinggi anoreksia memiliki kontak dengan sumber-sumber budaya yang mempromosikan berat badan-badan

Ada tingkat tinggi melaporkan pelecehan seksual anak pengalaman dalam kelompok klinis yang telah didiagnosis dengan anoreksia. Meskipun pelecehan seksual sebelumnya tidak dianggap sebagai faktor risiko spesifik untuk anoreksia, mereka yang telah mengalami pelecehan semacam itu lebih cenderung memiliki lebih serius dan kronis gejala-gejala.

Hubungan dengan autisme



Ringkasan strategi Zucker et al. (2007) digunakan untuk menilai hubungan antara anorexia nervosa dan spektrum autisme. 
Sejak Gillberg's (1985) dan lain-lain saran awal hubungan antara anorexia nervosa dan autisme,  dalam skala besar studi longitudinal ke anorexia nervosa remaja awal yang dilakukan di Swedia menegaskan bahwa 23% orang dengan lama gangguan makan yang pada spektrum autisme. Mereka yang berada di spektrum autisme cenderung memiliki hasil yang lebih buruk, tetapi dapat memperoleh manfaat dari penggunaan gabungan dari perilaku dan terapi farmakologis autisme dirancang untuk memperbaiki, bukan anorexia nervosa per se. Studi-studi lain, terutama penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Maudsley Inggris, lebih jauh lagi menyatakan bahwa ciri-ciri autistik sering terjadi pada orang dengan anoreksia nervosa, berbagi ciri-ciri termasuk misalnya fungsi eksekutif, skor kecerdasan autisme, pusat koherensi, teori pikiran, fleksibilitas kognitif-perilaku, emosi pemahaman peraturan dan ekspresi wajah.

Zucker et al. (2007) mengusulkan bahwa kondisi pada spektrum autisme membentuk endophenotype kognitif yang mendasari anorexia nervosa dan meminta untuk meningkatkan kerjasama lintas disiplin (lihat gambar ke kanan). Seorang pilot studi ke efektivitas Terapi Perilaku Kognitif, yang didasarkan perlakuan protokol pada hipotesis hubungan antara anorexia nervosa dan mendasar seperti kondisi autistik, mengurangi perfeksionisme dan kekakuan dalam 17 keluar dari 19 peserta.

Prognosis

Anoreksia diperkirakan memiliki angka kematian tertinggi dari semua gangguan jiwa, dengan mana saja 6-20% dari mereka yang didiagnosis dengan gangguan akhirnya mati karena penyebab yang terkait. tingkat bunuh diri orang-orang dengan anoreksia juga lebih tinggi dari itu dari populasi umum. Dalam sebuah studi longitudinal wanita didiagnosis dengan DSM-IV baik anorexia nervosa (n = 136) atau bulimia nervosa (n = 110) masing-masing yang dinilai setiap 6 - 12 bulan selama 8 tahun berada di cukup risiko bunuh diri. Dokter diperingatkan risiko sebagai 15% subyek melaporkan setidaknya satu usaha bunuh diri. Telah dicatat bahwa secara signifikan lebih aneroxia (22,1%) dibandingkan bulimia (10,9%) subyek membuat usaha bunuh diri.

Perawatan

Perawatan untuk anorexia nervosa mencoba untuk mengatasi tiga bidang utama. 1) Restoring the person to a healthy weight; 2) Treating the psychological disorders related to the illness; 3) Reducing or eliminating behaviours or thoughts that originally led to the disordered eating. 1) Memulihkan orang berat badan yang sehat; 2) Memperlakukan gangguan psikologis terkait dengan penyakit; 3) Mengurangi atau menghapuskan perilaku atau pemikiran yang awalnya mengarah ke makan tidak teratur.
Obat perawatan, seperti SSRI atau antidepresan obat-obatan, belum ditemukan secara umum juga efektif untuk mengobati anoreksia, atau mencegah kekambuhan meskipun juga telah mencatat bahwa ada kekurangan penelitian di bidang ini .

Perawatan berbasis keluarga juga telah ditemukan pengobatan yang efektif untuk remaja dengan anoreksia jangka pendek. Pada tahun 4-5 menindaklanjuti satu studi menunjukkan tingkat pemulihan penuh dari 60 - 90% dengan 10-15% sisanya sakit parah. Ini menguntungkan dibandingkan pengobatan lain seperti rawat inap di mana tingkat pemulihan penuh bervariasi antara 33-55%.

Obesitas

Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.
Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas.
Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas.
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
  • Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
  • Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
  • Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk).
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh. Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda. Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir. Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel. Tetapi hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang mutlak, kadang pada beberapa pria tampak seperti buah pir dan beberapa wanita tampak seperti buah apel, terutama setelah masa menopause.
Seseorang yang lemaknya banyak tertimbun di perut mungkin akan lebih mudah mengalami berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan obesitas. Mereka memiliki risiko yang lebih tinggi. Gambaran buah pir lebih baik dibandingkan dengan gambaran buah apel.
Untuk membedakan kedua gambaran tersebut, telah ditemukan suatu cara untuk menentukan apakah seseorang berbentuk seperti buah apel atau seperti buah pir, yaitu dengan menghitung rasio pinggang dengan pinggul. Pinggang diukur pada titik yang tersempit, sedangkan pinggul diukur pada titik yang terlebar; lalu ukuran pinggang dibagi dengan ukuran pinggul. Seorang wanita dengan ukuran pinggang 87,5 cm dan ukuran pinggul 115 cm, memiliki rasio pinggang-pinggul sebesar 0,76. Wanita dengan rasio pinggang:pinggul lebih dari 0,8 atau pria dengan rasio pinggang:pinggul lebih dari 1, dikatakan berbentuk apel.

Penyebab Obesitas

Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas.
Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor:
  • Faktor genetik. Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
  • Faktor lingkungan. Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.
  • Faktor psikis. Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.
Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial.
Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari.
  • Faktor kesehatan. Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:
    • Hipotiroidisme
    • Sindroma Cushing
    • Sindroma Prader-Willi
    • Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan.
  • Obat-obatan.
Obat-obat tertentu (misalnya streroid dan beberapa anti-depresi) bisa menyebabkan penambahan berat badan.
  • Faktor perkembangan. Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel.
  • Aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas.

Gejala obesitas

Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit. Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.

Komplikasi

Obesitas bukan hanya tidak enak dipandang mata tetapi merupakan dilema kesehatan yang mengerikan. Obesitas secara langsung berbahaya bagi kesehatan seseorang. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti:

Diagnosa

Mengukur lemak tubuh

Tidak mudah untuk mengukur lemak tubuh seseorang. Cara-cara berikut memerlukan peralatan khusus dan dilakukan oleh tenaga terlatih:
  • Underwater weight, pengukuran berat badan dilakukan di dalam air dan kemudian lemak tubuh dihitung berdasarkan jumlah air yang tersisa.
  • BOD POD merupakan ruang berbentuk telur yang telah dikomputerisasi. Setelah seseorang memasuki BOD POD, jumlah udara yang tersisa digunakan untuk mengukur lemak tubuh.
  • DEXA (dual energy X-ray absorptiometry), menyerupai skening tulang. Sinar X digunakan untuk menentukan jumlah dan lokasi dari lemak tubuh.
Dua cara berikut lebih sederhana dan tidak rumit:
  • Jangka kulit, ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh diukur dengan jangka (suatu alat terbuat dari logam yang menyerupai forseps).
  • Bioelectric impedance analysis (analisa tahanan bioelektrik), penderita berdiri diatas skala khusus dan sejumlah arus listrik yang tidak berbahaya dialirkan ke seluruh tubuh lalu dianalisa.
Pemeriksaan tersebut bisa memberikan hasil yang tidak tepat jika tidak dilakukan oleh tenaga ahli.

Tabel berat badan-tinggi badan

ini telah digunakan sejak lama untuk menentukan apakah seseorang mengalami kelebihan berat badan. Tabel biasanya memiliki suatu kisaran berat badan untuk tinggi badan tertentu.
Permasalahan yang timbul adalah bahwa kita tidak tahu mana tabel yang terbaik yang harus digunakan. Banyak tabel yang bisa digunakan, dengan berbagai kisaran berat badan yang berbeda. Beberapa tabel menyertakan ukuran kerangka, umur dan jenis kelamin, tabel yang lainnya tidak.
Kekurangan dari tabel ini adalah tabel tidak membedakan antara kelebihan lemak dan kelebihan otot. Dilihat dari tabel, seseorang yang sangat berotot bisa tampak gemuk, padahal sesungguhnya tidak.

Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI)

BMI merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan (membandingkan) berat badan dengan tinggi badan. Walaupun dinamakan "indeks", BMI sebenarnya adalah rasio atau nisbah yang dinyatakan sebagai berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Seseorang dikatakan mengalami obesitas jika memiliki nilai BMI sebesar 30 atau lebih.
Jika nilai BMI sudah didapat, hasilnya dibandingkan dengan ketentuan berikut  :
Nilai BMI      < 18,5 = Berat badan di bawah normal
   Nilai BMI 18,5 - 22,9 = Normal
   Nilai BMI 23,0 - 24,9 = Normal Tinggi
   Nilai BMI 25,0 - 29,9 = di atas normal
   Nilai BMI     >= 30,0 = Obesitas

Pengobatan

Pembatasan asupan kalori dan peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen yang paling penting dalam pengaturan berat badan. Kedua komponen ini juga penting dalam mempertahankan berat badan setelah terjadi penurunan berat badan. Harus dilakukan perubahan dalam pola aktivitas fisik dan mulai menjalani kebiasaan makan yang sehat.
Langkah awal dalam mengobati obesitas adalah menaksir lemak tubuh penderita dan risiko kesehatannya dengan cara menghitung BMI. Resiko kesehatan yang berhubungan dengan obesitas akan meningkat sejalan dengan meningkatnya angka BMI :
  • Resiko rendah : BMI < 27
  • Resiko menengah : BMI 27-30
  • Resiko tinggi : BMI 30-35
  • Resiko sangat tinggi : BMI 35-40
  • Resiko sangat sangat tinggi : BMI 40 atau lebih.
Jenis dan beratnya latihan, serta jumlah pembatasan kalori pada setiap penderita berbeda-beda dan obat yang diberikan disesuaikan dengan keadaan penderita.
  • Penderita dengan risiko kesehatan rendah, menjalani diet sedang (1200-1500 kalori/hari untuk wanita, 1400-2000 kalori/hari untuk pria) disertai dengan olah raga
  • Penderita dengan risiko kesehatan menengah, menjalani diet rendah kalori (800-1200 kalori/hari untuk wanita, 1000-1400 kalori/hari untuk pria) disertai olah raga
  • Penderita dengan risiko kesehatan tinggi atau sangat tinggi, mendapatkan obat anti-obesitas disertai diet rendah kalori dan olah raga.
Memilih program penurunan berat badan yang aman dan berhasil. Unsur-unsur yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu program penurunan berat badan :
  • Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan (vitamin, mineral dan protein). Diet untuk menurunkan berat badan harus rendah kalori.
  • Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan secara perlahan dan stabil.
  • Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
  • Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan setelah penurunan berat badan tercapai. Pemeliharaan berat badan merupakan bagian tersulit dari pengendalian berat badan. Program yang dipilih harus meliputi perubahan kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang permanen, untuk merubah gaya hidup yang pada masa lalu menyokong terjadinya penambahan berat badan. Program ini harus menyelenggarakan perubahan perilaku, termasuk pendidikan dalam kebiasaan makan yang sehat dan rencana jangka panjang untuk mengatasi masalah berat badan.
Obesitas merupakan suatu keadaan menahun (kronis). Obesitas seringkali dianggap suatu keadaan sementara yang bisa diatasi selama beberapa bulan dengan menjalani diet yang ketat. Pengendalian berat badan merupakan suatu usaha jangka panjang. Agar aman dan efektif, setiap program penurunan berat badan harus ditujukan untuk pendekatan jangka panjang.

-PutrieMuttz- Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template for Bie Blogger Template Vector by DaPino